INTEGRASI ICT DALAM LINGKUP PAUD
1.
Keterkaitan ICT dalam PAUD
·
Bagaimana cara pemberian IT pada
Anak Usia Dini?
Teknologi bagaikan dua sisi mata uang yang berbeda,
yang memiliki sisi positif dan negatif. Sehingga implementasinya pun akan
berbeda pada setiap usia perkembangan anak. Pada anak usia dini 0 – 8
tahun sesuai dengan konvensi anak dunia, serta 0 – 6 tahun menurut konsep
pendidikan yang ada di Indonesia, maka banyak cara mengenalkan teknologi pada
anak usia dini, yaitu :
1.
Usia 0 – 2 tahun
Pada perkembangan anak usia ini, anak mulai belajar
mendengar dan mengenal sekitarnya, dari rangsangan-rangsangan yang ditimbulkan
melalui gerakan, serta suara. Kemudian anak mulai menirukan ketika mereka
mulai belajar berbicara. Pemberian IT pada usia anak demikian, dapat
melalui multimedia dengan cara diputarkan lagu-lagu rohani atau lagu
anak. Mengenalkan warna juga dapat melalui multimedia dengan memutarkan
film-film kartun anak, yang tentunya mendidik. Mengapa? Karena film-film kartun
saat ini pun memiliki unsur warna yang beragam, sehingga anak dapat mengenalnya
walau tidak sekaligus, tetapi warna-warna yang dominan. Hal ini pun dapat
membantu pembentukan karakter anak.
2.
Usia 3 – 4 tahun
Pada usia ini, anak mulai menggunakan kalimat
yang hampir lengkap, hal ini dapat dilihat dari cara mereka menanyakan sesuatu
hal. Menurut Piaget, cara anak mengajukan pertanyaan menunjukkan perkembangan
kognitif seorang anak. Pada anak yang berasal dari latar belakang orang tua
otoriter, anak kurang belajar berbicara, ketimbang dalam keluarga yang
demokratis, dimana anak bukan saja belajar “mendengar” tetapi juga
“didengar”. Oleh karenannya penting diberikan IT melalui
multimedia, dengan cara seperti pada usia anak 0 – 2 tahun, tetapi cara
pembelajarannya sedikit meningkat disesuaikan dengan usia anak yang telah dapat
menerima rangsangan lebih banyak. Misalnya mulai diajarkan melafalkan
ayat-ayat suci Al Qur’an, atau dikenalkan cerita-cerita Kitab Suci melalui
film-film, tentu saja perlu pendampingan orang tua sehingga dapat terlihat sejauh
mana anak mampu untuk belajar. Semakin banyak kesempatan anak belajar
untuk berbicara, dapat membantu anak menumbuhkan rasa percaya dirinya sehingga
pada usia sekolah mereka dapat mengenalkan dan mengungkapkan dirinya secara
lisan.
3.
Usia 5 – 6 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah lebih
meningkat. Pengenalan dapat berupa pengenalan perangkat keras komputer
(hardware) yang bisa dilihat dan dipegang langsung oleh anak, misalnya : CPU,
Monitor, Mouse, Keyboard dan Printer. Pengenalan perangkat keras ini juga
dilengkapi dengan penjelasan fungsi dari masing-masing alat dengan cara
langsung dipraktekkan (learning by doing).
4.
Usia 7 – 8 tahun
Pada usia ini, pengenalan dunia IT sudah masuh pada
tingkat program Program PAUD merupakan salah satu
program prioritas Depdiknas. Karena pada masa usia PAUD 0-6 tahun adalah masa
yang paling potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi anak.
Wujud dari upaya Depdiknas ini terlihat dari perkembangan Angka Partisipasi
Kasar (APK) PAUD, 50,03 persen dari 29,8 juta anak pada tahun 2008 dan 53,9
persen pada tahun 2009. APK PAUD formal maupun PAUD nonformal akhir tahun 2009
adalah baik yang dikelola Depdiknas maupun Departemen Agama. Depdiknas
menargetkan APK PAUD sebesar 72 persen pada tahun 2014.
Ditunjuknya Muhammad Nuh, yang sebelumnya sebagai
Menteri Komunikasi dan Informatika, membawa angin segar bagi pengembangan
Teknologi Informasi dan Komunikasi (TIK) di bidang pendidikan. Melalui
pemanfaatan TIK, target PAUD 2014 akan tercapai. Harapan yang terlalu besar ini
kepada Menteri Baru, sudah barang tentu harus disertai dengan langkah-langkah
bagaimana mempersiapkan TIK dalam Pendidikan Anak Usia Dini.
Donna Rice Hughes dalam
bukunya “Kids Online: Protecting Your Children in Cyberspace”, 1998, menyatakan
bahwa “Kita berada di garis-depan medan pertempuran untuk membuat internet aman
untuk anak-anak kita.” Melalui buku ini setiap orangtua mendapat informasi dan
menjadi rujukan yang berharga sewaktu mereka berjuang untuk membesarkan
anak-anak di jaman digital.
Pengenalan teknologi
informasi dan komunikasi kepada anak perlu didasari oleh teori perkembangan
anak di usia 0-8 tahuan – 0-2 tahun, usia pembinaan orang tua; 2-4 tahun, usia
pra sekolah; 4-6 tahun, usia sekolah formal; dan 6-8 tahun, usia persiapan
pendidikan dasar. Perkenalan mengenai teknologi informasi setiap kategori usia
dini berbeda.
Gap Generasi-Teknologi.
Gap Generasi-Teknologi.
Biasanya anak-anak kita
mengetahui jauh lebih banyak dari yang kita lakukan terhadap teknologi baru.
Meskipun kita berusaha untuk mengatur settingan komputer kita, anak-anak kita
mengklik hal yang menarik selama mereka berselancar di dunia maya, yang dulu mungkin
belum ada sewaktu kita seusia mereka.
Anak-anak kita telah banyak terpapar baik manfaat dan
bahaya internet. Kolega saya bercerita – dari “sepuluh muridnya, ada 4 muridnya
sangat keranjingan komputer”. Sulit baginya untuk mengatasinya, jangan sampai
anak didiknya memperoleh bahaya daripada manfaatnya. Karena kolega saya juga
mempunyai keterbatasan dalam penguasaan teknologi.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Bagaimana kita mulai untuk menjembatani kesenjangan ini, sehingga kita akan dapat membantu anak-anak kita bersiap-siap untuk menggunakan “Teknologi Informasi Komunikasi sesuai dengan umurnya? Tantangan bagi keterlibatan dalam media global ini mungkin tampak lebih sulit daripada yang telah kita hadapi sebelumnya sebagai orangtua, guru, sekolah, penyelenggara TIK dan masyarakat.
Apalagi, pada saat ini pemenuhan TIK mendapat perhatian
dan dukungan dari Perserikatan Bangsa-Bangsa. Hamadoun Touré, Sekretaris
Jenderal ITU menyebutkan bahwa "ITU berkomitmen untuk menghubungkan dunia.
Dan untuk mencapai tujuan ini, perangkat terjangkau harus dibuat tersedia bagi
setiap orang di mana mereka berada untuk mengambil manfaat dengan mengakses
pengetahuan informasi berbasis masyarakat
Untuk mewujudkan
keinginan tersebut, PBB memberikan Laptop gratis kepada peserta Konferensi Asia
di Bangkok 2008, sebagai upaya untuk meningkatkan akses murah teknologi
informasi dan komunikasi di seluruh dunia. Kita harus menyadari bahwa melalui
Online, banyak manfaat yang dapat diperoleh anak-anak: Peluang pendidikan;
Keterampilan membaca; Komunikasi; Hiburan; Dan lain-lain.
Namun, dengan hebatnya
kemampuan Teknologi Informasi Komunikasi secara ‘Online’, sama seperti dengan
industri cetak dan film; teknologi internet/online – anak-anak dapat menemukan
beberapa hal yang tidak aman, konten yang berbahaya, dan kegiatan illegal di
komunitas internet/online. Bahaya yang dimaksud antara lain: Distribusi
pornografi; Seksual predator; Informasi yang salah dan pesan tersembunyi;
Kehilangan privasi; Amoral; Pengembangan masa anak dari gangguan perilaku.
·
Dampak Negatif yang ditimbulkan
1.
Efek radiasi monitor yang perlu diwaspadi.
2.
Jarak pandang yang terlalu dekat dan pencahayaan yang kontras dapat mengganggu
indera penglihatan anak.
3.
Pengaturan waktu penggunaan komputer. Pada anak usia dini sebaiknya waktu
penggunaan 1 – 2 jam sehari.
4.
Bermain bersama teman sebaya perlu diperhatikan, sebagai mahluk sosial, manusia
membutuhkan orang lain.
·
TIK Layak Anak
Untuk menyediakan TIK
dalam PAUD yang layak anak perlu memperhatikan kesehatan dan keselamatan anak.
TIK yang digunakan memperhatikan perkembangan anak. Selain itu pula TIK dalam
PAUD memperhatikan waktu yang singkat (10-20 mnt (3thn), 40 mnt (8thn)), serta
peralatan dan ruang yang cocok bagi anak.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi; (3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6) Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
Untuk menyediakan TIK dalam PAUD yang layak anak, harus memenuhi delapan prinsip untuk menentukan kesesuaian aplikasi TIK yang akan digunakan. Delapan prinsip dimaksud adalah (1) Pastikan tujuan pendidikan; (2) Mendorong kolaborasi; (3) Mengintegrasikan dengan aspek-aspek lain dari kurikulum; (4) Anak harus berada dalam kontrol; (5) Pilih aplikasi yang transparan dan intuitif; (6) Hindari aplikasi yang mengandung kekerasan; (7) Sadar akan isu kesehatan dan keselamatan; dan terakhir (8) Pendidikan mendorong ketertiban orang tua.
Sedangkan untuk
menghindari komputer atau laptop di rumah terakses dengan alamat website yang
tidak dikehendaki, karena berisi pornograpi. Pemerintah telah meluncurkan
Nawala Project - yang berfungsi untuk memfilter konten yang tidak dikehendaki
interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
interaktif, dimana anak sudah bisa berinteraksi dengan program aplikasi pembelajaran.
2. Fungsi dan peranan ICT dalam lingkup PAUD
Dalam Era globalisasi sekarang ini, pemerintah sedang
menggalakkan pentingnya pendidikan anak usia dini. Untuk menciptakan
generasi-generasi yang lebih unggul, juga nantinya mampu bersaing tinggi kelak
ketika mereka dewasa dan juga tidak melupakan nilai-nilai moral dan budaya
bangsa Indonesia. Karena anak usia dini merupakan masa golden age. Dimana
terbentuknya pertumbuhan dan perkembangan otak pada masa-masa usia dini sekitar
0-8 tahun mencapai 80% pertumbuhan dan perkembangan pada otak manusia.
Ibaratnya sebuah spon mereka mampu dan cepat menyerap ilmu atau apapun yang
mereka terima, yang diberikan lingkungannya pada masa pertumbuhan dan
perkembanganya.
Akan tetapi kita tidak boleh
melupakan tugas dan hak kewajiban anak yaitu bermain sambil belajar. Karena
dengan suasana bermain seraya belajar tidak membuat anak merasa ditekan ataupun
tertekan pada situasi dan kondisi mereka yang sedang mempelajari diri dan juga
lingkungannya. Melainkan anak akan mendapat kemudahan pada proses belajar dalam
suasana bermain, yang menyenangkan dan tanpa tekanan. Itulah sebabnya dikatakan
dunia anak adalah dunia bermain.
Tidak bisa kita
pungkiri dalam segala bidang TIK sudah menjadi kebutuhan pokok pada
kehidupan kita. Termasuk dalam dunia pendidikan. TIK memiliki peran penting
dalam sarana dan prasarana pembelajaran. Tujuan pembelajaran TIK pada anak usia
dini adalah mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi. Untuk memudahkan
anak usia dini dalam membantu proses belajar dengan cara yang menyenangkan,
kreatif, imaginative dengan memakai TIK sebagai sumber belajar, seperti CD
interaktif yang kini semakin banyak berkembang dalam modifikasi isi dari
pembelajarannya. Contohnya : belajar berhitung, belajar membaca, mengenal
huruf, mengenal warna, geometri, bentuk, juga mengenal lingkungan,binatang dan
tumbuh-tumbuhan serta lain-lainnya. Ada pula games-games yang menyenangkan
anak-anak tetapi juga syarat dengan pembelajaran seperti puzzle huruf. Sehingga
yang tanpa disadari anak, mereka belajar banyak mengenal kosakata dalam bahasa
inggris. Tau bagaimana berhitung. Yang pada masa sekarang ini banyak orang tua
memaksakan anak belajar tanpa memikirkan kebutuhan dan hak dalam dunia anak
yaitu bermain. Dengan adanya sarana dan prasarana TIK sebagai sumber belajar
menjadikan pembelajaran menjadi lebih atraktif juga kreatif. Membuat anak
menjadi lebih tertantang untuk bermain sambil belajar.
Anak-anak usia dini
sangat cepat dan mudah sekali belajar seraya bermain, yang terkadang kita
sebagai orang tua atau juga sebagai pendidik anak usia dini. Tidak boleh
melupakan pengawasaan dalam pembelajaran yang menggunakan sumber belajar TIK.
Agar anak-anak tidak jauh melenceng dari pengenalan pembelajaran yang kita
harapkan pada tujuan semula menjadikan TIK sebagai sumber belajar yang cocok
dan pantas bagi anak usia dini. Karena sebagai mana kita tau. selain TIK
memiliki dampak positif dalam membantu pertumbuhan dan perkembangan anak dalam
belajar, juga memiliki dampak negative jika kita kurang ataupun lengah terhadap
pengawasan dalam pembelajaran yang menggunakan TIK. Oleh karena itu hendaknya
segala sesuatu yang berkaitan dengan perkembangan pembelajaran TIK, anak perlu
pengawasan dan pembelajaran yang seimbang dengan jiwa dan kebutuhan
pembelajaran, sehingga anak ataupun peserta didik tidak salah menggunakan
pemanfaatan perkembangan teknologi pembelajaran.
Seperti yang
kita ketahui bersama bahwa anak usia dini (0-6 tahun) adalah masa yang paling
potensial untuk membangun dan menumbuhkembangkan potensi dalam diri anak. Pada
usia dini ini juga anak mengalami pertumbuhan dan perkembangan yang sangat
peka. Hal ini menjadi penting untuk dibahas oleh kita semua terutama pemerintah
untuk menciptakan PAUD yang bermutu dalam rangka mencerdasakan kehidupan
bangsa, menciptakan generasi yang unggul, berdaya saing tinggi dan tak
melupakan nilai-nilai moral dan kebangsaan, juga dalam rangka mempersiapkan
anak Indonesia yang sehat, mandiri, dan mampu menguasai ilmu pengetahuan dan
teknologi. Maka dari itu, pemerintah mencanangkan pembelajaran PAUD yang
berbasis pada TIK.
Pembelajaran
berbasis TIK ini merupakan model pembelajaran yang inovatif. Telah kita ketahui
bahwa anak-anak usia dini cenderung memiliki sifat yang jenuh dan mudah bosan,
sehingga dengan adanya pembelajaran yang berbasis pada TIK ini anak mungkin
tidak akan merasa jenuh dan bosan lagi, karena banyak sekali tampilan-tampilan
multimedia dan aplikasi-aplikasi lainnya yang membuat belajar anak menjadi
menyenangkan. Sudah pasti ini akan membuat anak merasa tidak terbebani, akan
tetapi malah membuat anak merasa tertantang untuk mencoba lagi dan tidak mudah
menyerah untuk mengerkajan tugas apabila tugas yang diberikan dikemas dalam
bentuk permainan. Anak juga akan merasa lebih percaya diri dan bersemangat jika
ia berhasil membuat proyek atau membuat sesuatu menggunakan media komputer.
Anak usia
dini memiliki rasa keingintahuan yang sangat tinggi dan ego yang luar biasa.
Pembelajaran berbasis TIK ini sangat efektif untuk membangkitkan motivasi dan
rasa keingintahuan anak yang tinggi. Akan tetapi, banyak orangtua yang
ketakutan apabila rasa keingintahuan anaknya itu malah menjerumuskan anaknya ke
jalan yang tidak benar sehingga ketakutan itu akan membuat orangtua lebih
bersifat protektif terhadap anaknya bahkan sampai ada yang mengekang anaknya.
Padahal sikap seperti ini justru bukan merupakan sikap yang efektif, karena
kebanyakan anak-anak akan kehilangan kepercayaan dirinya dan menjadi
minder terhadap dunia luar. Rasa keingintahuan anak yang tinggi itu memang
harus dikontrol dengan ekstra tinggi, tetapi bukan dengan cara itu untuk
membuat anak tidak terjerumus. Seharusnya para orangtua juga bersedia terlibat
untuk belajar teknologi informasi, agar dapat membantu anak-anak mereka bersiap
menggunakaan teknologi informasi yang sesuai dengan usia mereka.
Banyak orang
berpendapat bahwa pembelajaran yang berbasis pada TIK ini kurang baik bagi
pelajar, apalagi pelajar yang masih dibawah umur. Namun, banyak yang membuktian
bahwa pembelajaran ini sangat bermanfaat bagi semua pihak, baik itu para
pendidik, maupun peserta didiknya. Harus kita ketahui bahwa tujuan pembelajaran
TIK pada anak usia dini adalah mengenalkan teknologi informasi dan komunikasi
termasuk didalamnya pengenalan terhadap komputer. Pada tahap PAUD, anak masih
dalam batas mengenalkan komputer, bagian dan fungsi komputer itu sendiri,
menggunakan komputer dengan benar; seperti cara menghidupkan dan mematikan
komputer, tertib menggunakan komputer. Pembelajaran sangat berpengaruh terhadap
perkembangan anak usia dini seperti perkembangan kognitif, afektif, maupun
sosial-emosional.
a. Perkembangan
kognitif.
Dengan adanya pembelajaran ini, anak dapat belajar
berhitung menggunakan aplikasi kalkulator yang ada pada komputer, mengenal
bentuk geometri, mewarna, menggambar pemandangan yang disukai, mengelompokkan
benda-benda yang sejenis, membuat cerita sederhana atau membuat kartu ucapan
untuk teman atau orang-orang yang disayangi. Semua itu dapat dilakukan dengan
menggunakan aplikasi-aplikasi yang terdapat pada komputer.
b.
Perkembangan afektif.
Misalnya : Suatu program didesain secara tepat dengan
memberikan potongan clip suara atau video yang isinya menggugah perasaan.
c.
Perkembangan soaial-emosional.
Aspek yang lain yang dapat digali
dalam pembelajaran komputer adalah bagimana ia berinteraksi dengan teman,
latihan berbagi, bekerja sama. Hal ini bisa dilakukan oleh guru untuk mengkondisikan
pembelajaran komputer secara bergantian, atau berkelompok untuk materi-materi
yang membutuhkan problem solving.
postinganya sangat bermanfaat dan menambah pengethuan baru . . .
BalasHapus